KISAH KEAJAIBAN ISTIGHFAR BIKIN TERKABUL SEMUA DOA
keajaiban istighfar. Menjadi sebab dikabulkannya segala permohonan & keinginan. Membenarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Siapa yang kontinyu beristighfar maka Allah jadikan baginya jalan keluar dari setiap kesulitannya, kesudahan dari setiap kesedihannya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah) Semoga bisa menginspirasi kita semua untuk menjadi al-mustghfirin dalam keseharian kita.
Suatu malam, Imam Ahmad pernah berkeinginan menghabiskan malamnya di sebuah masjid. Tetapi penjaga masjid melarangnya. Imam Ahmad berusaha agar diizinkan, namun tak juga membuahkan hasil. Maka imam Ahmad berkata kepadanya, “Aku akan tidur di sini.” Benar, Imam Ahmad tidur di tempatnya tersebut. Tiba-tiba penjaga masjid berdiri dan mengeluarkannya dari area masjid.
Imam Ahmad bin Hanbal adalah seorang syaikh yang berwibawa. Kharismanya nampak bagi siapa saja yang melihatnya. Maka saat seorang tukang roti melihat beliau dengan kharismanya, ia mengajaknya menginap di rumahnya. Pergilah Imam Ahmad bersama tukang roti tersebut. Ia sangat memuliakan sang imam. Setelah menjamunya, si tukang roti pergi menggarap adonan untuk dibuat roti.
Sepanjang menyelesaikan pekerjaannya, laki-laki tadi senantiasa beristighfar. Imam Ahmad dibuat takjub dengan pemandangan ini. Saat pagi tiba beliau menanyakan perihal istighfarnya semalam. Si tukang roti menjawab bahwa dirinya senantiasa membaca istighfar.
Kemudian Imam Ahmad bertanya: Apakah kamu mendapatkan buah dari istighfarmu?
Dia menjawab: Ya, demi Allah, tidaklah aku berdoa (meminta) sesuatu kecuali pasti dikabulkan, kecuali satu doa!
Imam Ahmad bertanya : doa apa itu?
Dia menjawab: melihat Al-Imam Ahmad bin Hanbal.
Imam Ahmad berkata: Saya adalah Imam Ahmad bin Hanbal, Demi Allah, sungguh aku benar-benar telah diseret kepadamu.
Subhanallah, ini adalah bukti nyata keajaiban istighfar. Ia menjadi sebab dikabulkannya doa dan permintaan kepada Allah. Istighfar juga menjadi sebab dihindarkannya bala’, dilapangkan dada, diluaskan rizki, dan dihindarkan dari berbagai bencana.
Istighfar menghapuskan dosa-dosa, menghapuskan kesalahan-kesalahan, dan meninggikan derajat. sungguh besar pahala dan keutamaan yang akan diperoleh orang yang melazimi istghfar.
Di antara bentuk bacaan istighfar: Astaghfirullah, Astaghfirullah wa Atubu Ilahi, Asataghfirullaah Laa Ilaaha Illaa HuwalHayyal Qayyuma wa Atuubu Ilaihi, yang memiliki fadhilah besar menghapus dosa-dosa dan selainnya seperti istighfar terhebat yaitu Sayyidul Istighfar seperti digambar.
Tentunya memenuhi syarat Istighfar yaitu menyesali dosa, dilakukan dengan ikhlas mengharap ampunan-Nya dan menyertakan hati dengan penuh kesungguhan. Dan yang lebih utama disertai deraian air mata dalam kesendirian seperti Para Nabi, dan shalihin pengikutnya itulah contoh pengamalannya, jadi istighfar bukan bacaan kosong yang diperbanyak namun tidak ada upaya serta keinginan memperbaiki diri dan meningkatkan amal ibadah lainnya.
keajaiban istighfar. Menjadi sebab dikabulkannya segala permohonan & keinginan. Membenarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Siapa yang kontinyu beristighfar maka Allah jadikan baginya jalan keluar dari setiap kesulitannya, kesudahan dari setiap kesedihannya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah) Semoga bisa menginspirasi kita semua untuk menjadi al-mustghfirin dalam keseharian kita.
Suatu malam, Imam Ahmad pernah berkeinginan menghabiskan malamnya di sebuah masjid. Tetapi penjaga masjid melarangnya. Imam Ahmad berusaha agar diizinkan, namun tak juga membuahkan hasil. Maka imam Ahmad berkata kepadanya, “Aku akan tidur di sini.” Benar, Imam Ahmad tidur di tempatnya tersebut. Tiba-tiba penjaga masjid berdiri dan mengeluarkannya dari area masjid.
Imam Ahmad bin Hanbal adalah seorang syaikh yang berwibawa. Kharismanya nampak bagi siapa saja yang melihatnya. Maka saat seorang tukang roti melihat beliau dengan kharismanya, ia mengajaknya menginap di rumahnya. Pergilah Imam Ahmad bersama tukang roti tersebut. Ia sangat memuliakan sang imam. Setelah menjamunya, si tukang roti pergi menggarap adonan untuk dibuat roti.
Sepanjang menyelesaikan pekerjaannya, laki-laki tadi senantiasa beristighfar. Imam Ahmad dibuat takjub dengan pemandangan ini. Saat pagi tiba beliau menanyakan perihal istighfarnya semalam. Si tukang roti menjawab bahwa dirinya senantiasa membaca istighfar.
Kemudian Imam Ahmad bertanya: Apakah kamu mendapatkan buah dari istighfarmu?
Dia menjawab: Ya, demi Allah, tidaklah aku berdoa (meminta) sesuatu kecuali pasti dikabulkan, kecuali satu doa!
Imam Ahmad bertanya : doa apa itu?
Dia menjawab: melihat Al-Imam Ahmad bin Hanbal.
Imam Ahmad berkata: Saya adalah Imam Ahmad bin Hanbal, Demi Allah, sungguh aku benar-benar telah diseret kepadamu.
Subhanallah, ini adalah bukti nyata keajaiban istighfar. Ia menjadi sebab dikabulkannya doa dan permintaan kepada Allah. Istighfar juga menjadi sebab dihindarkannya bala’, dilapangkan dada, diluaskan rizki, dan dihindarkan dari berbagai bencana.
Istighfar menghapuskan dosa-dosa, menghapuskan kesalahan-kesalahan, dan meninggikan derajat. sungguh besar pahala dan keutamaan yang akan diperoleh orang yang melazimi istghfar.
Di antara bentuk bacaan istighfar: Astaghfirullah, Astaghfirullah wa Atubu Ilahi, Asataghfirullaah Laa Ilaaha Illaa HuwalHayyal Qayyuma wa Atuubu Ilaihi, yang memiliki fadhilah besar menghapus dosa-dosa dan selainnya seperti istighfar terhebat yaitu Sayyidul Istighfar seperti digambar.
Tentunya memenuhi syarat Istighfar yaitu menyesali dosa, dilakukan dengan ikhlas mengharap ampunan-Nya dan menyertakan hati dengan penuh kesungguhan. Dan yang lebih utama disertai deraian air mata dalam kesendirian seperti Para Nabi, dan shalihin pengikutnya itulah contoh pengamalannya, jadi istighfar bukan bacaan kosong yang diperbanyak namun tidak ada upaya serta keinginan memperbaiki diri dan meningkatkan amal ibadah lainnya.
Sumber : Google
No comments:
Post a Comment