• Breaking News

    22 August 2013

    PEREMPUAN ITU TELAH MEREBUT SUAMIKU

    Sebut saja namaku Putri. Aku berumur 34 tahun. Ibu dari 2 orang anak. Sebut saja mereka dita (11 thn) dan rendra (14 bln). Suamiku sebut saja putra (32 thn). Kami menikah di awal thn 2002. Indah sekali perjalanan rumah tangga kami. Betul kata orang, kami memulai rumah tangga kami tidak dari nol, tapi dari minus.

    Waktu itu, suami bekerja sbg OB sebuah kantor BPR. Ngepel,nyapu, membuatkan minum unt para karyawan, pesuruh, dll.

    Setiap hari saya diberi uang rata2 70rb (waktu itu thn 2004). Sungguh aku bgtu bangga dgnnya. Dia tdk malu bekerja apa saja yg ptg halal. Di rmh pun rajin. Tdk segan membantupekerjaan rumah tangga kl saya jg pas sibuk. Nyapu, ngepel, nyuci baju, dll. Tp krn masalah prinsip dgn atasan, suami memilih mengundurkan diri.

    Untunglah,saya wanita pekerja sejak sblm menikah. Walau gaji pas2an, Alhamdulillah msh bs membantu keuangan keluarga.
    Suami kmd ikut kerja bapaknya yg jadi mandor bangunan. Ya,suami saya mjd kuli bangunan. Tiap hari minta dibawain bekal nasi lauk unt makan siang dan jg air putih. Krn tdk punya kendaraan, bpknya antar jemput suami. Kl bpknya ada halangan shg tdk bs menjemput, itu berarti suami tdk msk kerja. Dan pendapatan kami berkurang 1 hari (gajian tiap hari sabtu).

    Krn suami rajin, dia tdk mjd kuli lagi. Tp mjd OB di kantor kontraktor itu (waktu itu, kontraktor tsb sedang membangun sebuah RS yg lumayan mewah). Di RS tsb, sdh ada bbrp karyawan. Dan suami kdg jg diminta unt melayani para karyawan RS yg baru bbrp orang itu (RS blm jadi).

    Ketika RS sdh jadi, otomatis pekerjaan selesai sdh. Tp Alhamdulillah, sblm itu, suami ditawari bekerja di RS tsb sbg tehnisi. Selang berapa lama dipindah ke bagian gudang. Beberapa waktu kmd, krn salah satu karyawan bagian akunting pekerjaannya tdk beres, maka suamilah yg menggantikan posisi itu.

    Mgkn cerita ini spt dongeng. Seorang kuli bangunan bs mencapai posisi staff akunting. Tp, inilah kenyataannya. Karena suami pekerja keras, tiap diajari sesuatu mudah mencerna dan ingat, mudah bergaul, dll.

    Tp dari situlah petaka rumah tangga kami dimulai. Tanpa sepengetahuan saya, suami punya WIL disitu. Seorang perempuan dr bagian staff keuangan.

    Tanda2 perselingkuhan dia nyata dan itu mungkin petunjuk dr tuhan. Mungkin saya yg terlalu bodoh dan membutakan mata saya sendiri krn saya terlalu mencintai suami saya, jadi saya abaikan tanda2 itu.

    Antara lain: 1. Entah knp saya ingin menelponnya, tp ternyata dijawab kl suami cuti (?) 2. Katanya ada tugas jaga seminar, ternyata saya telpon, tdk ada seminar apapun di RS tsb 3. Diam2 dia punya hp yg saya sendiri tdk tau nomernya dan disembunyikan di bwh kasur dll. Itulah bodohnya saya…

    Sepanjang 11 thn pernikahan kami, 80% dipenuhi kebahagiaan. Dia bermain dgn cantik. Di rmh dia berperan sbg suami idaman. Tp diluar rmh, entahlah. Saya tau brp gaji dia walau dia hanya memberi saya separuh saja. Dan separuh kekurangan kebutuhan kami, saya tutup pk gaji full saya. Kl msh kurang jg, saya pjm di arisan kampung. Bayarnya saya cicil kl ada rejeki berlebih.

    Dia sayang sama saya dan anak2. Setahun sekali kami keluar kota piknik tiap desember. Kl yg kcl rewel, dan saya capek sepulang kerja (msk mlm), dia menyuruh saya istirahat saja, biar dia yg gendong si kcl. Tiap dia mau tidur, dia sll mencium kening saya (saya pura2 tidur). Bagaimana saya bs berpikir kl dia ada WIL? Kl ada pertengkaranpun, plg2 hanya pertengkaran rumah tangga biasa. Dan dia lbh perhatian dan sayang ke anak2 drpd saya.

    Setelah lebaran 2012, dia dipaksa mengundurkan diri dr RS itu. Katanya sih krn dia mengetahui rahasia para bos besar yg “bermain nakal”. Ya sudahlah. Dia dpt pesangon katanya sekitar 3jt. Tp dipotong 1,5jt unt biaya pendaftaran kuliah dl (suami pernah dikuliahkan perusahaan). Saya menerima saja.

    Bbrp bln dia menganggur. Saya tdk mempermasalahkan. Saya bantu cari2 pekerjaan, saya yg buat surat lamarannya, demi kami. Awal 2013, barulah suami kerja di dkt rmh sbg tehnisi yg kdg hrs keluar kota.

    Awal maret, kami merayakan ultah pernikahan kami yg ke-11 di sebuah tempat rekreasi di purwokerto dan kebumen bersama ortu saya, om dan tante. Betapa bahagianya saya. Lengkaplah keluarga saya. Suami penyayang, sepasang anak yg cantik dan ganteng. Indahnya hidupku. Semua berjalan dgn biasa saja.

    6 juni 2013, suami lbr. Walau saya msk sore, tp saya pingin pergi ke pantai. Pagi2 kami ke pantai ber4 naik motor. Ke2 anak saya senang sekali. Saya abadikan itu dgn kamera hp dan video unt dokumentasi. Jam 13.00 kami sdh tiba di rmh kembali krn saya brgkt kerja jam 14.00. krn yg sulung minta dibuatkan mi instant, saya ke dapur. Saat itulah suami pergi. Saya telpon smp 30x tdk diangkat.

    7 juni 2013, tdk ada kejadian yg berarti. Tp biasanya kl stlh istirahat jumatan dia plg, tp ini tdk plg. Mgkn sibuk, pikir saya.

    8 juni 2013, stlh mengantar sulung sekolah, dia mengantar saya yg msk pagi. Tak ada firasat apapun. Jam 13.00 saya sms dia agar nanti jmpt saya jam 16.00. dia blg: pasti ibuk tdk baca sms dr ayah, ya? Kubuka sms dr dia yg ternyata dikirimkan jam 10.00 tadi. Isinya dia ijin mau keluar kota. Kubalas aja: hati2 ya yah, jgn lupa oleh2 spt yg dulu itu. Pokoknya kami msh slg sms-an.

    9 -11 juni hp dia tdk aktif. Kuputuskan unt dtg ke ktr dia. Btp terkejutnya saya kl ternyata dia tdk keluar kota, tp ijin (entah unt apa?). singkat cerita, baru aku tau kl tgl 9 juni dia nikah siri. Stlh tgl 8 itu, dia tdk pernah pulang.

    Kami komunikasi cm via telpon, kdg ketemuan sepulang kerja saya. Walau aku tahu kejadian sebenarnya, aku msh berharap dia mau plg. Aku terlalu mencintai dan menyayanginya. Dia ijin untuk bs nikah resmi. Saya bkn penganut poligami, saya menolak. Dia marah dan menalak saya tgl 29 juni. Resmi sdh saya menjanda scr agama.

    Pernah saya ke RS itu untuk bertemu ma cewek itu dgn bantuan HRD. Tp sayang, cewek itu sdg cuti. Suami jg pernah blg ber-kali2 agar saya tdk dtg ke RS itu. Tp saya tdk peduli. Saya tumpahkan unek2 saya ke bag PR.

    Belakangan saya tau kl cewek itu langsung dipecat krn mempermalukan nama baik perusahaan. Tp semua itu tdk sebanding dgn penderitaan saya dan anak2 saya. Si sulung dkt sekali sm ayahnya. ternyata di RS itu, gosip yg beredar adl suami sdh bercerai dr saya.

    5 juli, tepat di ultah saya, dia dtg dgn ke2 ortunya. Tujuannya unt menceraikan saya. Ortunya sebenarnya tdk setuju tp mrk tdk bs berbuat apapun. Tragis sekali ultah saya thn 2013 ini .

    Tiap hari saya sll merindukannya. Tiap sholat mlm saya sll berdoa. Ya Allah, smg cobaan ini bs mengangkat derajatku lbh mulia, lbh tinggi. Smg cobaan ini bs meluruhkan dosa2ku. Kuatkan dan ikhlaskan hatiku ya allah, demi anak2ku.

    Kl mmg dia jodohku, segerakanlah kembalikan dia padaku krn aku sdh tdk kuat menahan rindu ini. Kl dia mmg bkn jodohku, tlg perlahan hapuskan perasaan cinta dan sayang ini untuknya. Dimanapun dia berada, tlg lindungi dia. Bukalah mata hatinya, plg tdk mengingat anak2nya. Aamiin ya allah….

    Di awal2 kejadian, saya sempat protes kpd allah. Katanya perempuan baik2 hanya unt pria baik2 dan sebaliknya. Tp knp saya yg berusaha unt patuh kpd suami, dpt suami spt itu? Maaf tuhan, saya tdk percaya dgn janji-Mu itu. Tp smkn saya berpikir jernih dlm waktu yg lama, mgkn ini cara tuhan menyayangi aku, agar aku lbh dkt lg dgnNya, Dia merindukanku. Ampuni aku ya allah….

    Banyak teman blg, tinggalkan dia yg tlh melukai hatimu. Dia seharusnya bersyukur punya istri spt kamu. Kamu bisa menghidupi anak2 tanpa dia. Dia hanya akan membuat bebanmu bertambah. Dia tdk punya apa2 (ortu dia jg cm menumpang). Not as simple as that.

    Aku tulus mencintai dan menyayanginya. Aku tdk melihat hartanya. Dia kaya atau tdk. Aku tak tau alasannya. Yg kutau, aku hanya mencintainya. Smp detik inipun, aku tdk bs membencinya. Aku merindukannya. Terlalu banyak kenangan manis yg kami lalui. Demi allah, aku tdk ikhlas dia beristri wanita itu. Tp aku tdk tau apa yg hrs kulakukan sdgkan skrg aku jg tdk tau dia dmn????

    Sahabat2 ku, aku harus bagaimana? mohon doakan agar suamiku kembali padaku. Aku tak ingin kehilangan dia. Terima kasih. ( DARI PUTRI YANG KINI SENDIRI)

    No comments: