• Breaking News

    12 October 2012

    Asap Tembakau Ini Digunakan Dokter untuk Mengobati Pasien

    Kalau ada orang yang berani merokok di Rumah Sakit, sudah pasti ia akan didepak keluar. Pasalnya merokok sudah secara luas diyakini dapat merusak kesehatan diri sendiri dan orang lain. Tapi jangan salah, asap tembakau pernah menjadi obat, bahkan untuk menyelamatkan nyawa orang yang hampir mati.

    Tembakau diyakini mulai tumbuh sekitar 8.000 tahun yang lalu. Meskipun ada banyak tanaman lain di seluruh dunia yang mengandung sejumlah kecil nikotin, tembakau aslinya berasal dari tanah Amerika. Penduduk asli Amerika menganggap tembakau sebagai hadiah dari Roh Agung dan menggunakannya untuk ritual keagamaan.

    Seorang penjelajah dari Eropa, Rodrigo de Jerez, membawa kebiasaan merokok tembakau ke Spanyol sekitar tahun 1504. Pada tahun 1511, merokok kemudian menjadi populer di seluruh Spanyol. Pada tahun 1531, Eropa mulai menanam tembakau manis Nicotiana tabacum, di Santo Domingo, sebuah kota di Republik Dominika yang terletak di kepulauan Karibia.

    Sejak sekitar pertengahan tahun 1500-an, tembakau digunakan sebagai obat. Penggunaannya dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan dibakar kemudian asapnya ditiupkan lewat anus. Cara ini disebut Tobacco smoke enema. Para dokter bahkan membuat alat khusus untuk melakukan metode ini.

    Alat ini digunakan untuk menghidupkan kembali orang-orang yang hampir mati dengan memanfaatkan kualitas stimulan tembakau. Alat tersebut digunakan untuk menghembuskan asap tembakau sampai ke rektum atau paru-paru melalui hidung atau mulut. Metode tobacco smoke enemas sempat populer pada abad 17 sampai awal abad 19.

    "Banyak teknik yang digunakan untuk resusitasi, misalnya menarik lidah secara berirama, penekanan dada dan tobacco smoke enema. Jika tindakan menarik lidah tidak pernah sepenuhnya diterima oleh komunitas medis, tobacco smoke enema adalah salah satu cara yang paling populer untuk resusitasi," kata Christopher Dibble dari University of North Carolina at Chapel Hill seprti dilansir medicinae.org, Selasa (9/10/2012).

    Secara garis besar, alat peniup asap tembakau lewat pantat ini digunakan untuk menolong pasien gawat darurat. Tak hanya itu, alat ini juga diyakini efektif mengobati kolik, nefritis, histeria, hernia, disentri, sakit gigi, cacingan, bau mulut, bahkan kanker dan penyakit lainnya. Pada saat itu, belum ada penelitian yang mendedah mengenai efek tembakau terhadap kesehatan.

    Khasiat tembakau untuk mengobati penyakit ini diyakini karena efeknya yang menenangkan saraf dan menghangatkan tubuh. Tapi semenjak mulai ditemukannya efek buruk tembakau terhadap kesehatan dan berkembangnya teknologi kedokteran, metode ini mulai ditinggalkan.

    Semenjak mulai gencarnya penelitian mengenai hubungan antara tembakau dan kanker paru-paru pada tahun 1930, rokok dan tembakau mulai ditinggalkan, bahkan dilarang oleh pemerintah AS. Puncaknya pada tahun 1993, pemerintah AS mulai memasukkan asap rokok sebagai karsinogen, disusul dengan berbagai peraturan baru mengenai pembatasan rokok.

    Kini Tobacco Smoke Enema beserta alatnya masih disimpan di museum, salah satunya dirawat dengan baik oleh London's Science Museum sebagai salah satu bukti teknologi kedokteran di masa lampau. Sekarang, orang mungkin justru tertawa jika melihat metode meniup asap tembakau ke pantat digunakan untuk menyembuhkan penyakit.

    No comments: