Karakter sukses juga bisa terbentuk dari lingkungan di mana kita
berada. Salah satunya, seperti Moetaryanto Poerwoaminoto, yang hidupnya
sarat dengan filosofi Jawa.
Dalam sebuah ruangan yang tampak sederhana, terpajang beberapa pigura
yang berisi sejumlah foto. Di sisi lain, bendera Indonesia dan Tunisia
tampak hikmat berdiri disangga penopang kayu. Sementara pada bagian
dinding, tertempel beberapa piagam dan plakat penghargaan. Jika tidak
melihat secara detail, orang yang baru pertama datang berkunjung, pasti
tak kan mengira jika sosok pemilik ruangan itu adalah pebisnis tangguh
dan pelobi ulung.
Sembari berkisah, Moetaryanto Poerwoaminoto-yang biasa dipanggil Pak
MP-menyebut dua dari beberapa piagam yang dipajang. "Saya mendapat
penghargaanHonorary Order of the Australia (AO). Ini
penghormatan dari pemerintah Federal Australia karena keterlibatan saya
dalam menjembatani hubungan baik kita dengan pemerintah Australia.
Selain itu, beberapa waktu lalu, saya juga mendapat penghargaan dari Sri
Sultan Hamengkubuwono X sebagai Duta Yogyakarta bidang Hubungan Luar
Negeri," terangnya.
Pak MP memang sarat predikat, nasional maupun internasional. Ia di
antaranya juga dipercaya untuk membina hubungan baik Indonesia dengan
Tunisia, melalui "posisi" yang diberikan sebagai konsul kehormatan untuk
Tunisia di Indonesia. Ia juga pernah mendapat penghargaanSpecial Inspirational Leadership of the Year2004
dari Ernst&Young. Bukan hanya itu. Ayah dua anak dan kakek beberapa
cucu ini juga aktif di Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika.
"Saya itu pada dasarnya punya kesenangan berkumpul. Dan, karena tahu
kekurangan saya, dengan berkumpul secara tidak langsung saya belajar
secara visual dan belajar dari orang banyak," terangnya. "Oleh karena
saya orang bisnis, ya forum tempat berkumpul saya juga bisnis. Meski,
ada juga dari bidang lainnya."
Semua predikat itu tentu tak didapat dengan mudah. Apa sebenarnya yang
menjadi kunci sukses Pak MP dalam menjalin hubungan baik di dunia
internasional? Salah satu kuncinya terletak pada kejujuran. "Ayah saya
waktu kecil dulu setiap kali kami kumpul keluarga, selalu berkisah
tentang nilai-nilai kejujuran. Dan beliau juga menunjukkan dalam
tindakan," sebutnya. "Selain itu, sebagai keturunan orang Jawa, saya
tumbuh dengan nilai-nilai filosofi Jawa yang sangat kental."
Nilai-nilai itulah yang membuatnya berhasil di dunia pergaulan "kelas
atas", termasuk membesarkan usahanya. Pendiri Coca Cola Indonesia dan
Petrolog Group-perusahaan yang bergerak di bidang jasa pendukung
peralatan berat untuk industri tambang dan migas-ini lantas menambahkan,
setidaknya tiga filosofi Jawa yang kerap diaplikasikan dalam
kesehariannya.
Prinsip pertama yang sering diaplikasikan hingga kini adalah andhap asor
atau rendah hati. "Melalui prinsip ini, saya diajarkan untuk mengerti
di mana kita harus berkedudukan, serta mengerti bagaimana kita harus
berperan." Filosofi ini seolah memang melekat kuat dari cara Pak MP
memperlakukan orang lain. Senyuman khas plus keramahan, tanpa
meninggalkan guratan wajah tegas, membuat yang kali pertama kenal akan
merasa segan, namun segera pula menjadi akrab.
Prinsip kedua yang juga sering dijalankan adalah ojo dumeh
atau jangan semena-mena. "Sebenarnya prinsip ini juga berlaku untuk
semua orang. Dengan filosofi ini, saya bisa melalui banyak fase dalam
kehidupan ini," jelasnya. Kemudian, prinsip ketiga adalahngladeni
atau melayani. "Filosofi ini sama sekali bukan berarti jadi pelayan.
Tapi, kita bisa memberikan peran sesuai dengan kewajiban. Kalau
kewajiban harus di tengah-tengah, ya, di tengah. Kalau ke masyarakat
kita harus di bawah, ya kita harus merasa di bawah. Itu yang saya pikir
jadi kunci filosofi yang saya anut sehingga mampu melintasi berbagai
tantangan dan ujian dalam hidup dan bisnis saya."
No comments:
Post a Comment