Seorang pemuda China mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan
seorang balita yang nyaris terjatuh dari balkon di bangunan apartemen
bertingkat di Provinsi Guangdong, China bagian selatan.
Pada awal bulan Juni ini, Zhou Chong yang berusia 23 tahun, melihat ada seorang batita sedang menggelantung di pagar balkon ketika melewati sebuah distrik dekat Jalan Zhongshan di ibukota provinsi, Guangzhou.
Anak tiga tahun itu terperangkap dalam jeruji pagar di ketinggian sekitar 10 meter dari permukaan tanah.
"Waktu saya melihatnya, anak itu sedang dalam bahaya besar. Ia bisa terjatuh kapan saja jika tidak ada yang menolongnya. Maka, saya raih kakinya dan membantunya untuk memanjat, tapi dia tidak bisa melakukannya. Lalu, saya beri tahu dia kalau polisi akan segera datang menolong." Begitulah penjelasan Zhou Chong.
Zhou harus memanjat gedung itu untuk menopang si anak dengan tangannya selama 10 menit sampai akhirnya anak itu diselamatkan. "Saya pelan-pelan memanjat bangunan hingga tiba di balkon tempat anak itu tersangkut. Sebenarnya kaki saya saat itu sudah terasa lelah. Tangan saya yang satu berpegangan pada tepi balkon untuk menopang tubuh saya, dan memegangi anak itu dengan tangan saya yang lain. Saya segera pergi waktu regu penolong datang ke tempat kejadian."
Zhou berkata waktu itu dia tidak memikirkan apa pun kecuali niat tulus ingin menolong si anak. Baginya, tugas penyelamatan itu mudah karena sebelumnya ia bekerja sebagai pekerja konstruksi.
"Menurut saya hal ini juga akan dilakukan orang pada umumnya. Tidak perlu diceritakan! Saya cuma merentangkan tangan dan menolong anak itu," ujar Zhou Chong merendah.
Zhou memang langsung meninggalkan tempat kejadian begitu anak itu berhasil diselamatkan. Tapi akhirnya pihak media dan pemerintah setempat berhasil mengetahui keberadaannya. Pemerintah setempat dan sebuah yayasan memberikan padanya 10.000 dolar Amerika (kira-kira lebih dari 90 juta rupiah) sebagai hadiah atas tindakan heroiknya.
"Apa yang dilakukan Zhou mencakup sifat altruisme (mementingkan kepentingan orang lain) dan integritas. Dia tidak mengenal anak itu, tapi dia bersedia menyelamatkan nyawanya dan pergi dengan diam-diam. Dia sudah memberikan teladan moral yang baik bagi kita semua," ungkap Zhu Mingjian, perwakilan dari Foundation for Heroism and Courage.
Tindakan Zhou Chong memang patut kita contoh. Tanpa adanya "agenda" apa pun, dia tulus menolong orang lain, yang bahkan tidak dikenalnya, meski harus mempertaruhkan keselamatannya sendiri.
Pada awal bulan Juni ini, Zhou Chong yang berusia 23 tahun, melihat ada seorang batita sedang menggelantung di pagar balkon ketika melewati sebuah distrik dekat Jalan Zhongshan di ibukota provinsi, Guangzhou.
Anak tiga tahun itu terperangkap dalam jeruji pagar di ketinggian sekitar 10 meter dari permukaan tanah.
"Waktu saya melihatnya, anak itu sedang dalam bahaya besar. Ia bisa terjatuh kapan saja jika tidak ada yang menolongnya. Maka, saya raih kakinya dan membantunya untuk memanjat, tapi dia tidak bisa melakukannya. Lalu, saya beri tahu dia kalau polisi akan segera datang menolong." Begitulah penjelasan Zhou Chong.
Zhou harus memanjat gedung itu untuk menopang si anak dengan tangannya selama 10 menit sampai akhirnya anak itu diselamatkan. "Saya pelan-pelan memanjat bangunan hingga tiba di balkon tempat anak itu tersangkut. Sebenarnya kaki saya saat itu sudah terasa lelah. Tangan saya yang satu berpegangan pada tepi balkon untuk menopang tubuh saya, dan memegangi anak itu dengan tangan saya yang lain. Saya segera pergi waktu regu penolong datang ke tempat kejadian."
Zhou berkata waktu itu dia tidak memikirkan apa pun kecuali niat tulus ingin menolong si anak. Baginya, tugas penyelamatan itu mudah karena sebelumnya ia bekerja sebagai pekerja konstruksi.
"Menurut saya hal ini juga akan dilakukan orang pada umumnya. Tidak perlu diceritakan! Saya cuma merentangkan tangan dan menolong anak itu," ujar Zhou Chong merendah.
Zhou memang langsung meninggalkan tempat kejadian begitu anak itu berhasil diselamatkan. Tapi akhirnya pihak media dan pemerintah setempat berhasil mengetahui keberadaannya. Pemerintah setempat dan sebuah yayasan memberikan padanya 10.000 dolar Amerika (kira-kira lebih dari 90 juta rupiah) sebagai hadiah atas tindakan heroiknya.
"Apa yang dilakukan Zhou mencakup sifat altruisme (mementingkan kepentingan orang lain) dan integritas. Dia tidak mengenal anak itu, tapi dia bersedia menyelamatkan nyawanya dan pergi dengan diam-diam. Dia sudah memberikan teladan moral yang baik bagi kita semua," ungkap Zhu Mingjian, perwakilan dari Foundation for Heroism and Courage.
Tindakan Zhou Chong memang patut kita contoh. Tanpa adanya "agenda" apa pun, dia tulus menolong orang lain, yang bahkan tidak dikenalnya, meski harus mempertaruhkan keselamatannya sendiri.
No comments:
Post a Comment