Terakhir, e-fishery memenangkan kompetisi Get In The Ring dan memenangkan uang Rp 1,2 juta dolar, atau Rp 12 miliar!
Alat pemberi pakan ikan otomatis untuk segala jenis ikan dan udang ini tidak hanya mengotomatisasi pemberian pakan secara terjadwal dengan dosis yang tepat. Selain itu, alat ini juga mencatat setiap pemberian pakan secara real-time.
Penggunanya dapat mengakses data pemberian pakan kapanpun dan dimanapun mereka berada secara lengkap. Tidak ada lagi masalah over-feeding, pemberian pakan ikan yang tidak teratur atau pakan yang diselewengkan sehingga berdampak pada kerugian.
"Berawal dari memulai bisnis sebagai petani ikan lele, saya pun menyadari adanya permasalahan yang dihadapi oleh pembudidaya ikan, khususnya dalam pemberian pakan ikan. Dari hal inilah saya membaca sebuah peluang untuk sektor inovasi sistem pendukung di bisnisnya," ujarnya.
Tantangannya dalam pengembangan bisnis ini ada di proses riset, manufaktur, dan pengenalan teknologi baru ke masyarakat. Seiring berjalannya waktu, e-Fishery pun banyak melakukan penyempurnaan demi menjaga kualitas produk.
Dengan mengusung konsep user friendly, pengaturan untuk e-Fishery sangat mudah dan bisa digunakan oleh siapapun. e-Fishery juga dapat memberikan pakan dengan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan ikan, dengan penjadwalan yang mudah dan teratur.
Bahkan, e-Fishery memiliki fitur real-time monitoring yang dapat memberikan laporan pemberian pakan secara langsung yang dapat diakses kapanpun dan di manapun melalui perangkat Anda. Oleh karena itu, inovasi harus terus dilakukan setiap saat.
"Sejauh ini sudah ada empat perusahaan yang menggunakan dan terjual di atas 150 unit," jelasnya.
Ia mengatakan, setiap produk memiliki fitur yang berbeda-beda. Seperti ukurannya saja sudah berbeda-beda. Kemudian ada yang level basic, ada juga software yang berbeda, dan sebagainya. Sedangkan harga jualnya di antara Rp 7-9 juta.
"Perkembangannya bagus, trennya positif. Dari segi permintaan pasar juga terus naik, dan teknologinya semakin berkembang. Tapi seperti kata Bu Susi, Menteri Kelautan dan Perikanan RI bahwa Indonesia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai pihak asing yang mencari ikan di Indonesia justru mendapatkan lebih banyak keuntungan daripada orang Indonesia sendiri," tambahnya.
"Kekuatan dari setiap aktivitas kita ada di visi dan niat. Kebanyakan pengusaha muda memutuskan untuk berhenti saat menghadapi kegagalan karena visi dan niatnya yang kurang kuat. Saat visi kita cukup besar dan niat kita jernih, semua tantangan justru akan menjadi energi," ujarnya.
Menurutnya, teknologi e-Fishery ini memang diharapkan dapat membangkitkan bisnis ikan air tawar di Indonesia.
No comments:
Post a Comment