Achmad Rofiq adalah salah satu orang paling keren di Malang. Bagaimana tidak, semenjak mendirikan Digital Global Maxinema, perusahaan animasi lokal yang bermarkas di Malang, Rofiq berhasil meraup penghasilan sampai milliaran rupiah!
Simak serunya penuturan pemuda Malang ini untuk seperti dikutip dari Studentpreneur, Selasa (9/12/2014). Apa saja yang dikerjakan Digital Global Maxinema selama ini?
"Kami menciptakan karakter, cerita dan menggerakkannya dengan teknik animasi untuk kemudian dipasarkan baik lokal maupun global. Dan sudah banyak karya yang dihasilkan melalui Digital Global Maxinema. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat karena karakter-karakter animasi dari Digital Global Maxinema selalu mendapat tempat di hati pemirsa," ujar Rofiq.
"Saya dulu kuliah S1 di DKV Universitas Negeri Malang. Dari dari kuliah inilah saya belajar banyak tentang dunia animasi. Oleh karena itu, saya pun serius untuk terjun di dunia bisnis yang bergerak di bidang animasi. Selain itu, lingkungan saya adalah seniman dan desainer. Jadi, ketika bekerja sesuai dengan passion dan didukung oleh lingkungan dan bisa membantu lingkungan itu menyenangkan," tambahnya.
Menurutnya, soal kreatifitas tidak perlu dukungan pemerintah. Pasalnya, kreasi di dunia animasi karya anak bangsa tak kalah oleh animator-animator dari luar negeri.
Namun, jika berbicara terkait industri, model bisnisnya hingga sekarang masih belum ada benchmark dan pemerintah belum sempat fokus pada animasi. Hal ini dikarenakan selama ini lima belas subsektor kreatif harus dijalankan bersama.
Menurutnya, pemodalan juga belum ada mekanismenya di Indonesia apalagi soal distribusi serta ancaman pembajakan. Lalu berapka kira-kira penghasilan dari bisnis animasi ini?
"Tergantung proyeknya, misalnya dalam proyek serial animasi USO kami mendapat Rp 1,3 miliar untuk 12 episode. Sedangkan untuk Kukurockyou saya bersama tim masih terus berinvestasi hingga mencapai Rp 4 miliar dan hingga kini belum mendapat pemasukan karena memang diprediksi akan ada omzet di tahun ke lima. Jadi, kalau di industri animasi jangan ditanya profit sebelum jalan lima tahun. Saya dan tim baru mulai 2011 jadi belum saatnya panen," ujarnya.
Ia menambahkan, secara kreatifitas dan teknik animasi Indonesia sudah sangat baik dan bisa bersaing dengan global. Hanya saja, terkait dengan bisnis masih sangat tergantung pada kebijakan pemerintah, regulasi penyiaran TV dan lain-lain.
Sedangkan untuk inspirasi, tentu saja setiap orang akan berbeda-beda. Rofiq sendiri mengaku sering memanfaatkan benda dan lingkungan di sekitar tempat tinggal untuk jadi insiprasi. Selain itu ide juga suka muncul ketika menonton animasi dari luar negeri.
"Susah juga jika ditanya karakter animasi yang menggambarkan diri saya sendiri. Mungkin 'Jagur' yang merupakan tokoh utama dalam film kami sendiri Kukurockyou yang saya pilih. Karakter ini berwujud ayam yang tidak ingin jago kandang meskipun banyak rintangan," jelasnya.
Ia pun punya saran bagi mereka yang ingin memulai bisnis animasi. Pertama, kata dia, jangan terlalu boros dan harus efisien dalam hal produksi. Buat perhitungan yang matang dan riset kecil yang meyakinkan sehingga hasilnya tidak sia-sia.
Selain itu, dalam berkecimpung di dunia animasi juga jangan mudah untuk merasa frustasi. Lakukan brainstorming bersama tim demi mencari jalan keluar.
No comments:
Post a Comment