• Breaking News

    23 April 2015

    3 Pengusaha Online Wanita Hebat Pembawa Perubahan

    Beli Tool Tokopedia
    Sebagai marketplace, Tokopedia meyakini perempuan mampu membawa perubahan. Buktinya, terdapat sederet nama seller perempuan yang secara langsung maupun tidak langsung menyokong perekonomian melalui bisnis online.

    Public Relations Executive Tokopedia Siti Fauziah mengatakan, pihaknya mengharapkan inspirasi perempuan-perempuan Indonesia untuk berkontribusi lebih kepada bangsa dengan membawa perubahan baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
    "Sejauh ini, Tokopedia mencatat jumlah seller perempuan meningkat secara signifikan. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, sejak Maret 2014 hingga Maret tahun ini, jumlah seller perempuan kami meningkat tiga kali lipat," kata Siti Fauziah, Selasa (21/4/2015).
    Menurutnya, ada fakta lain yang tak kalah menarik. Para seller perempuan inspiratif ini tak sekadar berjualan online, mereka pun membawa berbagai perubahan baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Kali ini, Tokopedia menyusun deretan perempuan penggerak e-commerce.

    "Dari sekian banyak seller perempuan itu kita memberikan informasi mengenai tiga orang perempuan inspiratif. Mereka yaitu Rahajeng Dyah Savitri, Dina Sri Agustin, dan Rufaidah Qisti," ucapnya seraya menyebutkan aksi mereka sejalan dengan tagline Tokopedia.

    Rahajeng Dyah Savitri merupakan pemilik Radysa Organizer. Dia termasuk seorang mahasiswi pencipta lapangan kerja. Bagaimana tidak, perempuan muda ini berani berkarya dan membawa perubahan bagi lingkungan sekitar. Semakin lama, bisnisnya berkembang pesat dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.

    Mojang 21 tahun ini mengawali bisnis organizer dari hobinya. Perempuan yang akrab disapa Radysa ini memiliki ketertarikan khusus pada bidang kerajinan tangan organizer. Statusnya sebagai seorang mahasiswi tidak menjadi penghalang baginya untuk terus membangun bisnis dan memasarkan produknya ke seluruh Indonesia melalui mal online Tokopedia.

    Saat ini, Radysa sudah berhasil menggaet beberapa perusahaan besar sebagai pelanggan tetapnya. Tak hanya sampai di situ, perempuan berjilbab ini juga aktif mengadakan kegiatan sosial bagi masyarakat, seperti pembagian sembako dan senam bersama untuk ibu-ibu di sekitar rumahnya.

    "Dalam usaha yang saya jalani ini, saya selalu mengucap syukur dan membantu orang lain. Itu adalah kunci dalam bisnis saya," kata Radysa.

    Selanjutnya, Dina Sri Agustin. Pemilik "Dina Wallsticker" ini contoh untuk mantan pekerja kantoran yang sukses berbisnis. Dina memang pantas disebut sebagai sosok Kartini modern. Ibu dari satu anak ini berkali-kali jatuh bangun ketika merintis karier.

    Awalnya, dia termasuk pekerja kantoran yang sempat menempati posisi cukup tinggi dalam perusahaan. Namun, dikarenakan merasa tidak berhasil menemukan esensi kehidupan melalui pekerjaan tersebut, akhirnya Dina memberanikan diri untuk mundur dari perusahaan.

    Berbagai perubahan dia lakukan demi menemukan makna kesuksesan yang selama ini dicari. Kegagalan dan berbagai masalah yang ia hadapi tidak lantas membuatnya menyerah begitu saja.

    Perempuan berusia 38 tahun ini terus mencari peluang bisnis lain dan akhirnya sukses menemukan passion bisnisnya di ranah online dengan menjual wall sticker. Satu-satunya platform yang dia manfaatkan untuk berjualan wall sticker secara online adalah Tokopedia.

    Walaupun lingkungan sekitar meragukan bisnis ini, Dina tetap yakin bisnis ini akan menuai kesuksesan. Benar saja, dia berhasil membuktikan bahwa keputusan untuk berhenti bekerja sebagai karyawan dan membangun bisnis sendiri dapat memberikan penghasilan yang memadai, bahkan keuntungan materi yang dia dapatkan sekarang 11 kali lipat lebih tinggi daripada saat menjadi karyawan.

    "Orang yang mau berusaha dan selalu sabar dalam menghadapi kehidupan, pada akhirnya pasti akan meraih kesuksesan," tutur Dina.

    Terakhir, Rufaidah Qisti yang tercatat sebagai pemilik "Rumah Khas Solo". Siapa bilang hanya anak muda saja yang bisa berkarya? Dia yang berusia 52 tahun ini membuktikan usia bukanlah penghalang untuk terus berkarya. Qisti adalah seseorang yang berperan dalam melestarikan batik tulis sebagai salah satu warisan budaya Solo.

    Perjuangannya dalam melestarikan batik tulis tidaklah mudah. Usahanya sempat mengalami kemunduran pada tahun 1970. Saat itu minat beli masyarakat terhadap batik tulis terus menurun.

    Hal ini membuatnya harus berjuang ekstra dan berkat kerja kerasnya. Pada 1987, dia berhasil membawa perubahan dan membuat batik tulis kembali diminati oleh masyarakat.

    Seiring perkembangan zaman, dia memanfaatkan internet untuk memasarkan produknya. Harapannya, batik tulis lebih dikenal oleh masyarakat dari Sabang sampai Merauke.

    Selain mengelola bisnis batik tulis, Qisti juga aktif sebagai dosen bidang pertanian di salah satu universitas di Solo. Tidak hanya mengajarkan materi yang berhubungan dengan perkuliahan, dia tidak ragu menyalurkan ilmu membatik kepada anak didiknya demi mempertahankan kecintaan generasi muda kepada salah satu warisan budaya Solo ini.

    No comments: