• Breaking News

    16 April 2015

    "Instagram adalah Media Sosial Yang Paling Tepat Untuk Jualan

    Mau Jago Jualan Lewat Instragram?
    Angin menyisir ruas-ruas daun pepohonan nyiur. Pelan-pelan rinainya terdengar saling menyambut. Adapula suara ombak dan pasir putih berbisik. Malam itu, di bawah hamburan bintang, secangkir kopi dan obrolan hangat sudah cukup melengkapi romantisme Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. 

    Adelia Suryani masih ingat betul rasa yang ia tinggalkan di sana, Juni 2013. Tak ingin ingatannya pudar begitu saja, Adel mengabadikan setiap momen penelusurannya lewat bidikan gambar dan rentetan cerita. Semua ia tuangkan dalam blog personal bertajuk "Traveling Ass".

    Tak dinyana, banyak yang merespon cerita Adel lalu ingin mengenangkan pengalaman serupa. "Mereka tanya bagaimana caranya pergi ke tempat-tempat yang pernah saya kunjungi," kata Adel, begitu ia kerap disapa.

    Gadis 22 tahun ini percaya semua orang butuh jalan-jalan. Mengenal tempat baru, orang baru, dan budaya baru. Hanya saja, sedikit yang rela repot merencanakan liburan seru. Dari situ, muncul ide membuat bisnis perjalanan. 

    "I don't want to do something that I'm good at it for free," begitu prinsip Adel. Remaja yang baru saja menyandang predikat Sarjana Sosial UI tersebut, sadar hobi jalan-jalannya butuh uang banyak. Tapi, ia tak ingin kesenangannya cuma jadi tradisi hambur-hambur uang. 

    Alhasil, Adel mencurahkan idenya dengan mendirikan "Travass Life" pada pertengahan 2014. Ia mengajak teman kampusnya, Wika Sita, merintis usaha tersebut. "Kan bisa jalan-jalan gratis plus dibayar pula," kata Adel.

    "Instagram adalah media sosial yang paling tepat untuk jualan"


    @travass.life Instagram jadi platform utama pengembangan bisnis Travass
    Instagram dipilih sebagai platform utama dalam pengembangan bisnis Travass Life. Alasannya, media pengumpul foto tersebut memiliki kekuatan visual yang diperlukan untuk promosi tempat wisata. 

    "Berdasarkan penelitian, foto-foto perjalanan paling banyak bertebaran di Instagram. Selain itu, akun-akun bernuansa wisata adalah salah satu yang paling banyak diikuti Instagramers," Adel menjelaskan.

    Lewat Instagram, Adel membagi potret perjalanannya dari berbagai tempat. Cara ini efektif memicu hasrat berlibur para netizen di media sosial tersebut. Apalagi, Instagram menghimpun target pasar Travass Life, yakni anak muda urban kelas menengah ke atas yang selalu mengikuti tren. 

    "Sekarang kan lagi tren jalan-jalan keliling Indonesia. Nah, anak muda gaul kelas menengah banyak yang pengin ikutan. Karena selama ini mereka perginya ke luar negeri terus," kata dia.

    Karena menyasar kaum menengah ke atas, paket liburan yang ditawarkan Travass Life juga premium. Tak lupa, layanannya menjanjikan hasil foto perjalanan yang diklaim layak pamer di akun Instagram. 

    "Instagramers kan cenderung suka pamer kegiatan-kegiatan seru. Nah, Travass Life sekaligus menyediakan jasa fotografer untuk pelanggan. Jadi, selama jalan-jalan mereka punya stok foto-foto kece untuk diunggah," Adel bertutur. 

    Sambil menyelam minum air, kebiasaan pamer foto para Instagramers sekaligus menjadi alat pemasaran ke khalayak yang lebih luas. Misalnya, satu pelanggan mengunggah foto bepergian bersama Travass Life di akun Instagramnya. Tentu, teman-teman pelanggan tersebut bakal melihat foto-foto itu. Ini bisa menyaring pelanggan baru untuk Travass Life.

    "Tagar sangat membantu dalam menarik perhatian massa"

    Kendala umum para pebisnis online di Instagram adalah mengumpulkan pengikut sebanyak-banyaknya. Secara psikologis, bisnis di Instagram dianggap mumpuni ketika followers-nya terpaut angka ribuan. Menurut Adel, cara paling sederhana adalah memanfaatkan fitur tagar (tanda pagar #).

    Tagar bertuliskan #seizethevibes buatan Travass terbukti efektif menggenjot jumlah pengikut mereka. "Apalagi pas awal-awal Travass masih building awareness dan pengikutnya masih 300 sampai 500-an," kata Adel.

    Dengan menyisipkan tagar #seizethevibes, Travass juga mengunggah foto-foto pejalanan para pelancong kawakan yang punya banyak massa. Dari situ, tagar khas Travass tersebar luas. "Banyak artis-artis Instagram yang pakai tagar kami dan melirik Travass," Adel berujar.

    Travass sengaja menggunakan pendekatan emosional dalam pemasarannya. "Kami nggak mau hard selling dengan terus-menerus promosi," katanya. Setiap Senin, Travass mengulas satu pelancong yang dianggap patut jadi patron bagi para pecinta perjalanan. Fitur tersebut dinamakan "Monday Favorite". 

    @travass.life Tuesday Playlist, salah satu strategi pemasaran dengan pendekatan emosional yang dilakukan Travass
    Tiap Selasa, Travass juga punya "Tuesday Playlist". Yakni daftar lagu yang cocok didengar saat bepergian. Daftar itu terkadang dibuat tim Travass Life, sesekali juga dibuat para artis Instagram. Tagar #seizethevibes tak pernah luput dari tiap tema bahasan Travass.

    "Jadi yang follow Travass bukan cuma orang-orang yang mau jalan-jalan sama kami. Semuanya bisa dapat insight baru biar nggak muak dengan promosi-promosi," kata Adel.

    Kini, sudah 10.000-an foto di Instagram yang menggunakan tagar #seizethevibes. Pengikut Travass juga meningkat menjadi 2.000-an. Jumlah tersebut disertai dengan meningkatnya jumlah pelanggan Travass. 

    Akhir April nanti, belasan orang bakal menjelajahi Kepulauan Derawan bersama tim Travass Life. Juni, jasa perjalanan ini sudah buka rute ke Pulau Komodo.

    Ke depan, Travass Life bakal terus menggunakan Instagram sebagai media utama pengembangan bisnis. Tentu saja, ranah maya lain seperti Facebook, Twitter dan situs juga dimanfaatkan. Ihwalnya, Instagram juga memiliki beberapa kelemahan yang terakomodir di platform lain. 

    Misalnya, menyematkan tautan pada keterangan gambar di Instagram tak bisa langsung menuntun pengguna ke alamat tertaut. Jadi, tak efektif bagi Travass Life menyisipkan alamat situsnya pada foto-foto di Instagram. Hal ini terakomodir di Facebook. "Kami pakai semua platform biar kena ke banyak target pasar," katanya.

    Bagi netizen yang ingin memulai bisnis online, Adel sepakat bahwa Instagram adalah salah satu media promosi yang sederhana dan berpengaruh. Apalagi untuk bisnis-bisnis yang bergantung pada visualisasi produk barang dan jasa. Contonya bisnis travel, fesyen, kuliner, ilustrasi, dan hiasan kerajinan tangan.







    Sumber : Kompas.com

    No comments: